Sebagaimana berita yang beredar luas bahwa hari Raya Idul Fitri Tahun 2023 ini berbeda antara Pemerintah dg Muhammadiyah, Wakil Ketua PD Muhammadiyah Bojonegoro Drs H Sholikin Jamik, SH MH yang membidangi kebijakan publik saat di temui di kantor PD. Muhammadiyah Bojonegoro jl. Teuku umar 48 Bojonegoro pada Selasa pagi, 18 April 2023 menyampaikan bahwa benar kemungkinannya terjadi perbedaan dan perbedaan itu bukan karena metode hisab dan rukyatnya tetapi karena perbedaan kriteria dalam penentuan awal bulan.
Pak Sholikin kemudian melanjutkan, setidaknya Ada dua kriteria penentuan awal bulan :
- Kriteria wujudul hilal (asal hilal sudah terwujud saat matahari terbenam berapapun derajatnya, maka besuk nya sudah masuk awal bulan) kriteria ini mendasarkan dimana bulan lebih terlambat terbenam dari pada matahari. Inilah metode yang di gunakan Muhammadiyah. Sehingga berdasarkan hasil hisab hakiki wujudul hilal yang di pedomani Muhammadiyah hilal pada saat matahari terbenam di tanggal 20 April 2023, hilal sudah berwujud yang tinggi hilal 1 derajat lebih (hilal sudah wujud dan di seluruh wilayah Indonesia pada saat matahari terbenam itu, bulan berada di atas ufuk) sehingga Muhammadiyah memutuskan hari raya Idul Fitri jatuh pada hari Jumat tgl 21 april 2023,
- Kriteria MABIMS (Menteri Agama Brunei Darussalam, Indonesia, Malaysia dan Singapura) penentuan awal bulan yang mana posisi hilal saat matahari terbenam sudah mencapai ketinggian 3 derajat di atas ufuk dengan sudut elongasi 6,4 derajat menurut kriteria imkanur rukyat atau visibilitas. hilal MABIMS tidak mungkin terlihat hilal pada hari Jumat tgl 21 April 2023. Untuk itu awal Syawal di tetapkan pada hari Sabtu tanggal 22 April 2023,
Kemudian Pak Sholikin menghimbau kepada semuanya :
- Kepada warga Muhammadiyah seluruh Bojonegoro di minta wajib melaksanakan keputusan persyarikatan dengan mengetahui ilmunya dengan yakin tanpa ada keraguan, dengan tetap menghormati golongan pemahaman lain yang tidak sama dengan Muhammadiyah dan dalam melaksanakan sholat Idul Fitri di tanah lapangan harus di lakukan dengan tertib, rapi, menjunjung tinggi sopan santun dan harus taat hukum publik, hindari pikiran dan sikap merasa paling benar,
- Kepada sesama umat islam untuk saling menghormati dan menghargai serta tetap menjaga ukhuwah dan persaudaraan sesama umat Islam,
- Kepada Masyarakat Luas.
Hari Lebaran diperkirakan tidak akan sama. Maka kepada seluruh masyarakat untuk menyikapi perbedaan itu dengan baik. tidak usah dibuat ruwet, tidak perlu dibesar-besarkan. Yang ingin merayakan lebaran tanggal 21 April monggo. Dan yang ingin merayakan lebaran hari Sabtu tanggal 22 April juga kami persilahkan, sing penting rukun tidak terjadi perpecahan yang sama-sama merasa paling benar yang lain merasa salah, - Kepada Pemerintah.
a.) Muhammadiyah memohon untuk memberi tempat di ruang publik agar warga Muhammadiyah melaksanakan keyakinannya karena Muhammadiyah menyakini pemerintah bisa bersikap adil dan ihsan dalam perbedaan. Muhammadiyah memang punya fasilitas untuk menyelenggarakan sholat Idul Fitri, tapi yang di inginkan Muhammadiyah pemerintah hadir memberi fasilitas publik yang milik seluruh golongan dan rakyat,
b.) Muhammadiyah menyakini dalam sistem negara pancasila, pemerintah tidak memiliki kewenangan mengatur wilayah ibadah mahdlah seperti sholat idul fitri di tanah lapang. Karena melaksanakan sholat idul fitri di tanah lapang bagi Muhammadiyah adalah keyakinan.