MENARA12 – Pertemuan Kelompok BUEKA (Bina Usaha Ekonomi Keluarga ‘Aisyiyah) Desa Klino Kecamatan Sekar dilaksanakan oleh Tim Inklusi ‘Aisyiyah Bojonegoro pada Rabu, 9 Agustus 2023. Dalam Kegiatan ini bertemakan praktik produksi produk unggulan bagi masing-masing kelompok BUEKA sekaligus penguatan kelompok. Kelompok BUEKA Desa Klino yang memiliki 19 anggota tersebut untuk bulan ini dihadiri dengan 15 anggota. Kegiatan pertemuan kali ini bertempat di Balai Desa Klino.
Ibu Dra Siti Nurhayati selaku senior program inklusi ‘Aisyiyah menyampaikan, bahwa para peserta yang hadir berkumpul disini untuk belajar membuat produk usaha bersama. Bu Nur juga mengungkapkan, dipertemuan BUEKA bulan ini selain membuat produk juga harus menentukan produk unggulannya. Banyak pertanyaan untuk bueka setyo Kinanti, salah satunya siapa saja yang memiliki produk sendiri di klino? Mereka ialah bu sri rahayu menjual kue basah.
Bu Nanik yang menjual sambel pecel Klino, yang membuat berbeda dari sambal pecel lainnya ialah sambalnya ini dioven, selain itu bisa bertahan selama 5 bulan. Untuk peserta bueka yang lain berprofesi sebagai petani bawang merah dan hampir semua kelompok bueka masuk di Ktw (kelompok tani wanita desa Klino), salah satu produk yang akan di kolaborasikan antara bueka dengan kte ialah produk bawang goreng
Ibu Nurhayati berharap “untuk produk bahan baku di Klino ada banyak, berharap dapat dimanfaatkan lebih luas lagi nantinya, ” ujarnya.
Menurut salah satu peserta BUEKA Setyo Kinanti Klino ini berencana untuk menambahkan produk dengan membuat pastel bawang merah. Produk unggulan Klino untuk saat ini ialah stik bayam, menurut ketua Bueka selama ini stik bayam dibuat saat ada pesanan di perkumpulan Desa, PKK atau rapat dll.
Dalam pertemuan tersebut, Bu Nur menghimbau agar dapat dibagi ada yang bertugas produksi dan ada yang bagian pemasaran dengan tujuan semua peserta memiliki tanggungjawab masing-masing. “Sehingga ada pembagian tugas yang jelas mulai proses produksi hingga pemasaran, ” Tambahnya.
Ketua BUEKA ibu Susiana, meminta kekompakan dalam kelompok ini. Selain itu, Bu Susiana juga melakukan pembagian tugas dalam pertemuan ini. Dalam pertemuan ini akhirnya disepakati untuk menciptakan inovasi baru dengan memberikan ongkos kerja bagi peserta yang hadir membantu dengan per jam mendapatkan Rp 3.000. “Uang untuk ongkos kerja tersebut diambil dari hasil keuntungan, saat produksi diluar pertemuan rutin,” Menurutnya.
Sesi penguatan kelompok berakhir dan dilanjutkan dengan praktik memasak produk unggulan yaitu stik bayam dan sambal pecel, untuk stik bayam dengan kemasan 100 gr dijual dengan harga Rp 5.000 sedangkan sambal pecel kemasan 100 gr dijual dengan harga Rp 10.000. (ufn)