MENARA12 – Pengukuhan Pimpinan Daerah Muhammadiyah (PDM) Bojonegoro periode 2022-2027 telah berlangsung, Ahad (14/05/2023). Dalam pengukuhan tersebut juga dimeriahkan oleh amal usaha pendidikan di bawah naungan PDM Bojonegoro, salah satunya adalah SMP Muhammadiyah 9 Bojonegoro (SMP Musebo).
Membawakan musikalisasi puisi, siswa-siswi SMP Musebo sukses memberikan penampilan yang apik dan menghibur. Nafis, salah satu siswa yang turut berkontribusi dalam penampilan menyampaikan turut bangga bisa menjadi bagian dari pengukuhan PDM Bojonegoro periode 2022-2027. Selain Nafis (gitar), beberapa siswa yang turut dalam penampilan adalah Rayhandy (cajon), Fadhia (vokal + puisi), dan Raffi (vokal).
Tidak hanya pandai dalam menampilkan musikalisasi puisi, keempat siswa tersebut juga turut menyumbang prestasi di SMP Musebo. Raffi merupakan ketua umum terpilih PR IPM SMP Muhammadiyah 9 Bojonegoro periode 2023-2024, Nafis dan Rayhandy pernah menyabet Juara 3 Festival Lomba Seni Siswa Nasional (FLS2N) Kabupaten Bojonegoro cabang lomba gitar duet, serta Fadhia pernah menjadi Juara 1 Lomba Baca Puisi “Bergerak Tanpa Ragu Meningkatkan Literasi Indonesia”.
Puisi yang dimusikalisasikan oleh SMP Musebo adalah Tentang Harapan dan Peradaban karya UR. Puisi ini berisi tentang pesan serta amanat yang disampaikan oleh KH. Ahmad Dahlan sebagai pendiri Muhammadiyah, sekaligus menjadi renungan bagi kita para kader Muhammadiyah. Penulis puisi tersebut juga berharap agar PDM Bojonegoro periode 2022-2027 dapat mengembangkan organisasi Muhammadiyah di dalam maupun di luar Kabupaten Bojonegoro.
Selain puisi, lagu yang mengiringi musikalisasi tersebut adalah original soundtrack (ost) film Nyai Ahmad Dahlan, yang sempat menjadi tontonan warga Muhammadiyah sebelum pandemi. Lagu berjudul Cinta Melampaui Zaman karya Muhammad Izzul Muslimin menjadi pilihan karena nada dan liriknya sesuai dengan puisi yang dibawakan.
TENTANG HARAPAN DAN PERADABAN
oleh UR
Dari sudut Yogyakarta
seorang pembaharu menitipkan pesannya
bagi diri sendiri serta khalayak di sekitarnya.
“Mengapa engkau begitu bersemangat saat mendirikan rumahmu agar cepat selesai, sedangkan gedung untuk keperluan persyarikatan Muhammadiyah
tidak engkau perhatikan dan tidak segera diselesaikan?”
Telahkah menjadi renungan bagi kita?
Sekelompok massa yang menyebut dirinya sebagai penerusnya.
Sudahkah kita laksanakan amanahnya?
Di saat harap yang ia gantungkan begitu luhur dan mulia.
Bahkan, di saat-saat akhir hidupnya masih tertera beberapa pesan
“Aku titipkan Muhammadiyah kepadamu dengan penuh harapan
engkau mau memelihara dan menjaga Muhammadiyah dengan sepenuh hati
agar Muhammadiyah bisa terus berkembang selamanya.”
Mari bersama diwujudkan
saling bergenggam dan bergandeng tangan
demi Muhammadiyah yang berkemajuan
dari Bojonegoro untuk peradaban
Bojonegoro, 8 Mei 2023