MENARA12 – Bojonegoro, Pimpinan Daerah Muhammadiyah (PDM) Bojonegoro menggelar Seminar Internasional Pra Musyawarah Daerah (Musyda) ke-10 yang bertempat di Aula At-Taqwa, Bojonegoro. Seminar internasional tersebut mengundang seluruh Kepala Sekolah SD/MI, SMP/MTS, SMA/SMK/MA Muhammadiyah Se-Bojonegoro, (06/02/2023).
Seminar Internasional Pra Musyda ke-10 ini mengangkat tema “ Membumikan Risalah Islam Berkemajuan untuk Mencerahkan Indonesia”. Agenda tersebut membahas khususnya terkait semarak Musyda Bojonegoro yang sebentar lagi akan berlangsung, serta rencana pendirian Universitas Muhammadiyah Bojonegoro (UMB).
Acara tersebut diisi oleh Prof. Dr. Maimun Aqsha Lubis phD., PhD.Ed sebagai keynote speaker, dan Dr. H. Roli Abdul Rohman M.Ag. adapun sambutan-sambutan yang disampaikan oleh ketua PDM Bojonegoro, Drs. Suwito,M.Si , ketua Stikes Muhammadiyah Bojonegoro Ns. Sudalhar M.Kep , serta ketua STIT Muhammadiyah Bojonegoro Ibnu Habibi M.Pd.I.
“seminar internasional ini diikuti oleh tentunya PDM Bojonegoro ,ketua Majelis di bawah naungan PDM Bojonegoro, PCM se-bojonegoro, ortom, serta mahasiswa dari perguruan tinggi muhammadiyah se-bojonegoro” jelas ketua pelaksana, ibnu habibi.
Tujuan diadakan seminar internasional ini selain sebagai semarak musyda bojonegoro, juga untuk menambah wawasan kepada masyarakat khususnya mahasiswa dalam menghadapi era 5.0 yang sedang berkembang ini.
“dalam seminar kali ini kita mencoba menumbuhkan antusias masyarakat perihal musyda bojonegoro dengan gegap gempita, serta semangat untuk mendirikan unmuh bojonegoro ke depan,” tambahnya.
Dalam seminar ini pula membahas terkait rencana pendirian Universitas Muhammdiyah Bojonegoro. Dengan menggabungkan perguruan tinggi muhammdiyah di bojonegoro menjadi sebuah universitas PDM berharap semoga berjalan lancar dengan antusias serta dukungan dari masyarakat. PDM juga telah berupaya mengajukan SK dan sudah dalam proses.
“kami berharap pasca seminar ini kita bisa memahami perkembangan dunia pendidikan sehingga bisa diterapkan pada institusi pendidikan muhammadiyah khususnya” pungkasnya.(wildan)