MENARA12 – Ketidakhadiran Bupati Bojonegoro pada acara Pembukaan Musyda Asiyiyah ke-10 yang diwakilkan oleh Camat menuai respon warga Muhammadiyah.
Noer Haidah selaku Wakil Ketua Pimpinan Wilayah ‘Aisyiyah Jawa Timur ikut serta merespon hal tersebut dikarenakan memiliki kesamaan gender yakni sosok perempuan sebagai pemimpin Kabupaten Bojonegoro.
“Perempuan itu kalau diberi amanah pasti tuntas dan sepenuh hati, ‘Aisyiyah melalui program Inkulisnya menjadi contoh keikhlasannya dalam menjalankan program, namun disayangkan Bupati tidak hadir pada kesempatan kali ini.” Ujarnya dalam pidato sambutan.
Hal tersebut, juga direspon oleh Ketua Lembaga Hikmah dan Kebijakan Publik, Heli Suharjono atas kehadiran Camat yang mewakili Bupati.
“Kita sama sama menghormati sikap saja, berfokus pada misi luhur Muhammadiyah untuk pencerahan bangsa dan semesta. Musyda dalam rangka penyegaran dan menjaga keberlangsungan misi besar Muhammadiyah. Sinergi dan kolaborasi dengan semuanya, berfikiran terbuka.” Ujarnya dalam wawancara via Whatsapp.
Sementara itu, Majelis Dikdasmen dan PNF juga ikut menyoroti absennya Bupati dari aspek pendidikan.
“Seorang ibu selayaknya bisa menjadi ibu dari semua anak-anaknya” Ujar Suprapto selaku Sekretaris Majelis Dikdasmen dan PNF.(red)