MENARA12 – Tekanan prestasi akademik adalah salah satu isu yang sering dihadapi oleh pelajar di berbagai tingkatan pendidikan. Pelajar sering kali merasa terbebani oleh harapan yang tinggi dari orang tua, guru, dan bahkan diri mereka sendiri. Dalam kompetisi yang semakin ketat, pencapaian akademik dianggap sebagai tolok ukur keberhasilan dan masa depan yang sukses. Namun, tingkat tekanan ini dapat memiliki dampak negatif pada kesejahteraan mental, emosional, dan fisik pelajar.
Pelajar sering kali merasa tertekan oleh target pencapaian yang tinggi. Mereka merasa harus meraih nilai sempurna, berprestasi di semua bidang, dan memenuhi harapan yang ditetapkan oleh orang lain. Tekanan ini dapat menciptakan kecemasan yang berlebihan, perasaan tidak mampu, dan rasa takut akan kegagalan. Pelajar sering kali merasa bahwa mereka harus terus berjuang untuk mencapai standar yang sangat tinggi, yang pada gilirannya dapat menyebabkan stres yang luar biasa.
Pelajar sering mengalami tekanan dalam bentuk persaingan antar sesama pelajar. Lingkungan sekolah yang kompetitif sering kali menciptakan budaya di mana pelajar dibandingkan satu sama lain berdasarkan prestasi akademik. Ini dapat menciptakan perasaan tidak aman, rasa minder, dan kurangnya kepercayaan diri. Pelajar mungkin merasa terjebak dalam spiral kebutuhan akan pengakuan dan validasi dari prestasi mereka, yang dapat mengorbankan keseimbangan dalam kehidupan mereka.
Tekanan prestasi akademik juga dapat mengakibatkan pelajar mengalami stres yang berlebihan. Mereka seringkali harus menghadapi tugas-tugas yang menumpuk, jadwal yang padat, dan ekspektasi yang terlalu tinggi. Pelajar mungkin merasa tidak memiliki waktu yang cukup untuk bersantai, bermain, atau menjalani hobi mereka. Kehilangan keseimbangan antara akademik dan kehidupan pribadi dapat mengakibatkan kelelahan fisik dan mental yang signifikan.
Dalam beberapa kasus ekstrem, tekanan prestasi akademik dapat menyebabkan masalah kesehatan mental seperti kecemasan, depresi, atau bahkan bunuh diri. Pelajar mungkin merasa terjebak dalam lingkaran setan yang tidak bisa mereka keluar. Penting bagi kita untuk mengakui dampak yang serius dari tekanan ini dan memberikan dukungan yang tepat kepada pelajar yang mengalaminya.
Untuk mengatasi tekanan prestasi akademik, penting bagi kita untuk mengubah persepsi kita tentang keberhasilan dan pencapaian. Mengenali bahwa keberhasilan tidak hanya ditentukan oleh prestasi akademik semata, melainkan juga oleh perkembangan pribadi, keterampilan sosial, dan keseimbangan dalam kehidupan. Menghargai usaha dan peningkatan pribadi juga merupakan aspek penting yang harus ditekankan.
Penting bagi pelajar untuk memiliki pola pikir yang sehat tentang kegagalan. Mereka perlu memahami bahwa kegagalan adalah bagian normal dari proses belajar dan bukan akhir dari dunia. Belajar dari kesalahan dan menggunakan kegagalan sebagai kesempatan untuk tumbuh dan berkembang adalah keterampilan yang penting untuk dimiliki.
Dalam upaya mengurangi tekanan prestasi akademik, sekolah juga memiliki peran yang penting. Guru dan staf sekolah dapat menerapkan pendekatan pendidikan yang lebih holistik, yang memperhatikan aspek kesejahteraan pelajar secara keseluruhan. Mengadakan program pembinaan emosional, kelas manajemen stres, dan dukungan konseling dapat membantu pelajar mengatasi tekanan dan mengembangkan keterampilan yang diperlukan untuk menghadapinya.
Penting bagi kita semua untuk memahami bahwa pelajar bukanlah mesin pencetak prestasi semata. Mereka adalah individu yang memiliki keunikannya masing-masing dan hak untuk menjalani kehidupan yang seimbang. Memberikan dukungan, pengakuan, dan penerimaan kepada pelajar di luar prestasi akademik adalah langkah penting dalam menciptakan lingkungan yang mendukung pertumbuhan dan kesejahteraan mereka.
Tindakan konkret juga perlu dilakukan untuk mengurangi tekanan prestasi akademik pada pelajar. Pertama, penting bagi orang tua dan guru untuk membangun komunikasi yang terbuka dan mendukung dengan pelajar. Mendengarkan kekhawatiran mereka, memberikan dorongan positif, dan mengingatkan mereka bahwa nilai-nilai akademik bukanlah satu-satunya tolak ukur kesuksesan hidup dapat membantu mengurangi tekanan yang mereka rasakan.
Selanjutnya, penting untuk mempromosikan pendekatan pembelajaran yang lebih kolaboratif dan tidak hanya berfokus pada penilaian berbasis tes. Memberikan peluang bagi pelajar untuk berpartisipasi dalam proyek kelompok, presentasi, atau kegiatan praktis lainnya dapat membantu mereka mengembangkan keterampilan sosial, kreativitas, dan pemecahan masalah yang lebih luas. Ini dapat membantu melonggarkan tekanan yang terkait dengan pencapaian akademik tunggal.
Penting juga untuk mengedepankan pendekatan yang lebih seimbang antara akademik dan kegiatan ekstrakurikuler. Pelajar harus didorong untuk mengikuti kegiatan di luar kelas yang mereka minati, seperti olahraga, seni, musik, atau relawan. Ini tidak hanya membantu mengurangi stres akademik, tetapi juga memperkaya pengalaman mereka dan membantu dalam pengembangan keterampilan yang beragam.
Pendidikan tentang manajemen waktu juga harus menjadi bagian penting dari kurikulum sekolah. Pelajar perlu diajari bagaimana mengatur jadwal mereka dengan efektif, memberikan prioritas, dan menghindari overcommitment. Dengan mengembangkan keterampilan ini, mereka dapat menghindari kelelahan yang berlebihan dan menjaga keseimbangan antara akademik dan kehidupan pribadi mereka.
Tidak kalah pentingnya, perlu ada kesadaran akan pentingnya self-care dan kesejahteraan mental bagi pelajar. Membantu mereka memahami pentingnya mengenal dan mengelola emosi mereka, mengembangkan kebiasaan hidup sehat, dan mencari dukungan ketika diperlukan adalah langkah penting dalam membangun ketahanan mental mereka. Sekolah dan masyarakat dapat menyediakan akses ke layanan kesehatan mental dan sumber daya dukungan untuk membantu pelajar dalam menghadapi tekanan prestasi akademik.
Dalam mengatasi tekanan prestasi akademik, penting untuk memandang pelajar sebagai individu yang unik dengan kekuatan dan minat mereka sendiri. Menghargai keberagaman bakat dan kemampuan yang dimiliki pelajar dan memberikan ruang bagi mereka untuk mengeksplorasi minat mereka adalah langkah penting dalam menciptakan lingkungan yang inklusif dan mendukung.
Mengurangi tekanan prestasi akademik pada pelajar adalah tanggung jawab bersama antara orang tua, guru, sekolah, dan masyarakat. Dengan membangun pendekatan pendidikan yang holistik, komunikasi yang terbuka, dan mengutamakan kesejahteraan pelajar, kita dapat menciptakan lingkungan yang memungkinkan mereka untuk tumbuh dan berkembang secara menyeluruh. Dengan menghargai perbedaan dan memberikan dukungan yang tepat, pelajar dapat menghadapi tekanan prestasi akademik dengan lebih baik dan mencapai keberhasilan yang seimbang dan berkelanjutan dalam kehidupan mereka. Wallahu a’lam bishawab.
*) Penulis : Fathan Faris Saputro (Koordinator Divisi Pustaka dan Informasi MPID PDM Lamongan)