MENARA12 – Pimpinan Daerah ‘Aisyiyah (PDA) Bojonegoro menyelenggarakan pertemuan yang bertemakan Participatory Analysis and Reflection (PAR). Kegiatan ini bertujuan merefleksi, mengkoordinasi dan mensinergikan program Inklusi dengan program ‘Aisyiyah. Kegiatan ini dilaksanakan pada hari Jum’at (13/10/23) di Gedung Dakwah Muhammadiyah Bojonegoro.
Kegiatan kali ini dihadiri oleh ibu Dra Nelly Asnifati selaku koordinator program Inklusi PWA Jawa Timur sekaligus wakil ketua PWA Jatim sekaligus menjadi pemateri dan fasilitator. Hadir pula Ketua dan beserta Wakil PDA Bojonegoro, Serta kader Inklusi 6 Desa sasaran, ketua majelis dan sekretaris tiap majelis PDA Bojonegoro, 4 tim program, dan PCA scale out.
Ibu Siti Nurhayati, selaku Senior program Inklusi dalam sambutannya menyampaikan, Kegiatan ini salah satu tujuannya ialah agar Inklusi menjadi program milik kita bersama. “Bulan Nopember diharapkan bisa tancap gas untuk mencapai program bersama,” ujarnya.
Seperti yang diketahui program inklusi memiliki 4 tim, yang setiap harinya menjalankan program-program yang sudah diarahkan dari Pimpinan Pusat ‘Aisyiyah, dengan demikian beliau berharap program tersebut pun tidak hanya dimiliki oleh tim saja, akan tetapi majelis dan PCA dapat sama-sama memiliki.
Selanjutnya sambutan dari ibu Zuliyatin Lailiyah selaku Ketua PDA Bojonegoro beliau mengatakan, Mari bersama-sama menguatkan bahu masing-masing. “Serta bersama menguatkan PCA melalui program Inklusi yang sudah ada,” ucapnya.
Menurutnya program Inklusi yang sudah berjalan selama 2 tahunan ini sudah menghasilkan banyak kegiatan hal tersebut ia harapkan agar PCA dan Majelis PDA memanfaatkan untuk berkolaborasi dengan program kerja majelis dan dapat dilaksanakan di PCA masing-masing.Ia berharap PDA Majelis benar-benar memanfaatkan, bersama sama membawa program Inklusi untuk kepentingan bersama “Mari kita bersama sama bersinergi dan berkolaborasi dengan program inklusi” ajaknya.
Dalam kesempatan yang sama, Ibu Neli Asnifati menyampaikan, bahwa kegiatan saat ini sudah pernah dilaksanakan di pimpian pusat dan sudah pula dilaksanakan di PDA Probolinggo, harapannya Bojonegoro dalam waktu 2 bulan hingga akhir tahun ini dapat lebih maju dan dapat memanfaatkan program Inklusi yang sudah berjalan sehingga dapat berkolaborasi serta dapat mengusulkan kegiatan apa saja di rapat kerja di PWA Jatim. Beliau pun mengajak semua majelis bersama sama mengaitkan program Inklusi dengan program daerah.
Di tahun 2023 ini, PDA Bojonegoro memasuki periode baru sehingga ibu Nelly mengajak berkumpul kembali untuk memberikan penjelasan serta mengarahkan periode baru untuk bersinergi pada program Inklusi. Menurutnya, tugas PDA Bojonegoro dalam hal tersebut ada 3, yaitu: Melaksanakan program Inklusi sesuai target yang sudah di sepakati oleh pusat, Melakukan perluasan program, ada 2 perluasan dalam arti pendampingan mutlak kreasi dari daerah sendiri, perluasan program dalam arti menyeluruh, dan Pimpinan Daerah harus menjaga keberlanjutan, apa yang sudah dilakukan.
Dalam hal ini, beliau memberikan ruang kesempatan untuk para peserta menuliskan capaian apa yang sudah dilakukan program Inklusi, selain itu juga menuliskan apa program Majelis yang bersinergi dengan program Inklusi, dan yang perlu ditulis terakhir ialah program apa yang akan dibuat dalam program kerja majelis/PCA .
Peserta dibagi menjadi 4 kelompok , setiap kelompok diisi 10 – 13 orang. Setiap kelompok membahas salah satu EOPO dari EOPO 1-4 program Inklusi. EOPO tersebut bersikan cakupan kegiatan yang dilakukan oleh program Inklusi ‘Aisyiyah. Setelah kelompok sudah terbentuk para peserta mendiskusikan dan mempresentasikan hasil diskusi yang disaksikan bersama oleh ibu Nelly dan para peserta kelompok lain yang hadir . (ufn)