MENARA12 – Takwa yang sebenar-benarnya takwa itu ibarat orang pakai sandal. Kanan dan kiri harus dipakai secara bersamaan. Karena satu paket”, Demikian disampaikan Moch. As Syakir Hasbullah dalam khutbah shalat Idul Fitri yang diadakan PRM Kemamang Balen Bojonegoro, Jum’at (21/4/2023) kemarin. Kegiatan Sholat Ied berlangsung di halaman Masjid Al Amanah Desa Kemamang Kec Balen.
Dijelaskan Syakir, takwa yang menjadi tujuan puasa ramadan terdiri atas dua unsur. Keduanya tidak bisa dipisahkan. Karena satu paket. Yaitu pertama, menjalankan semua perintah Allah dan Rasul. Dan kedua, menjauhi apa yang dilarang Allah dan rasulnya.
“Sekarang ini, kita saksikan banyak orang yang hanya bisa menjalani salah satunya. Ada yang hanya mampu menjalani perintah tetapi tidak bisa menjauhi larangan. Ada pula yang hanya bisa menjauhi larangan tetapi tidak mau menjalankan perintah”, kata Syakir.
Lebih lanjut mantan Ketua PC IMM Bojonegoro 2003-2004 mencontohkan, ada orang yang rajin shalat lima waktu, ikut berpuasa bahkan sudah pergi haji akan tetapi pada saat yang sama masih mendzalimi orang lain, masih mau menipu dan menyakiti tetangga maka orang semacam ini tidak masuk kategori bertakwa yang haqqa tuqatih. “Karena hanya bisa menjalankan perintah tetapi tidak bisa menjauhi larangan-larangan Allah dan Rasulnya”, kata Syakir.
Atau sebaliknya mampu menghindari larangan tetapi tidak mau menjalankan perintah. “Misalnya ada orang yang baik sekali: suka memberi, tidak menipu, tidak pernah berkhianat tapi tidak mau shalat. Tidak pula melaksanakan puasa. Orang semacam ini tidak betul juga. Karena hanya menjauhi larangan tetapi tidak mau menjalankan perintah”.
Orang yang tidak seimbang dalam menjalankan perintah dan menjauhi larangan, lanjut Syakir, seperti orang yang kaki kanannya pakai sandal sementara kaki kirinya nyeker. Maka panjenengan akan dianggap orang gila. “Jadi takwa itu totalitas penghambaan kepada Allah. Kerjakan semua perintah jauhi seluruh larangan-larangannya”, tegas syakir.
Dengan demikian, lanjut mentor tahfidz ini, takwa itu adalah capaian ibadah. Dan untuk itu, harus dilakukan dengan totalitas jiwa dan raga. “Jangan sampai terjadi ibadah kita kepada Allah dilakukan setengah hati. Tidak sungguh-sungguh dan tidak ikhlas. Sementara untuk urusan dunia kita mati-matian”, jelasnya.
Shalat Ied pada Lebaran kali ini dihadiri sekitar 300 jama’ah. Mereka berasal dari Desa Kemamang dan Sekitarnya, yang Merayakan Idul Fitri pada Jum’at, 21 April 2023. Pantauan tim kontributor Menara12, Kegiatan Sholat Ied ini berjalan dengan lancar dan penuh khidmat. Nampak seluruh jama’ah begitu khusyuk menyimak seluruh pesan dari Khotib pagi itu. (Red)