MENARA12 – Apa yang pernah disampaikan Buya Syafi’i Ma’arif “Muhammadiyah Harus Menjadi Payung Besar”. Artinya Eksistensi Muhammadiyah dalam perspektif politik praktis tetap harus berdiri ditengah dan tidak menjadi pendukung dalam berbagai perhelatan politik praktis, mulai dari Presiden, gubernur, Bupati, juga legislatif di semua tingkatan.
Upaya menjaga ini semua, Muhammadiyah mengeluarkan aturan yang melarang anggotanya terlibat dalam pimpinan partai politik, rangkap jabatan menjadi pimpinan Muhammadiyah di semua tingkatan. Bahkan kurun terahir meminta kadernya yang mencalonkan diri sebagai bakal calon legislatif maupun eksekutif mengundurkan diri sementara hingga perhelatan politik berahir. Kondisi ini “lebih kejam” dari yang dilakukan oleh negara, melalui peraturan baru prihal diperbolehkannya pejabat negara, mentri, gubernur, bupati/ walikota yang mengikuti konstelasi politik dengan cukup mengajukan cuti.
Aturan ini tentu mengikat Muhammadiyah secara institusi tidak melakukan dukungan kepada calon eksekutif dan legislatif di semua tingkatan. Sisi positif sikap Muhammadiyah ini tentu sebagai upaya Muhammadiyah menyelamatkan lembaga/ institusi yang dimilikinya dan tersebar di berbagai tingkatan tidak terkena dampak politis atas kekalahan calon yang didukungnya, demikian halya sebaliknya.
Juga memiliki makna lain, bahwa secara institusi “ketat” dan secara personal “liar”. Artinya sepanjang yang dilakukan personal tidak membawa insttitusi adalah sah-sah saja, namun bila membawa institusi dan dengan lembaga yang dimilikinya, tentu dapat disebut keluar dari konteks dan pikiran Buya Syafi’i Ma’arif.
Tetapi lagi-lagi tidaklah bisa dihindari, bahwa jebakan politik praktis seringkali menjadikan Muhamnadiyah secara personal melebihi Muhamnadiyah secara komunal melalui berbagai kesempatan dengan kekuatan dan kekuasaan yang dimilikinya, hingga terjadi kesan “Muhammadiyah Makin Liar (MML)”.
Memperhatikan semua, tentu diperlukan kepemimpinan yang kuat dan tetap pada koridor “kepemimpinan kolegial” dan bukan “kepemimpinan Parsial”.
Kopi pagi Ledok kulon, 10 Desember 2023