MENARA12 – Pimpinan Komisariat (PK) Ikatan Mahasiswa Muhammadiyah (IMM) STIT Muhammadiyah Bojonegoro mengadakan Darul Arqam Dasar (DAD) dari hari Jumat sampai Ahad, 17-19 November 2023 di gedung MTs Muhammadiyah 8 Kepohbaru. DAD merupakan fase awal dari perkaderan di IMM.
“Hari ini, Sabtu 18 November, bertepatan dengan momen kelahiran Muhammadiyah. 111 tahun lalu Ahmad Dahlan mengikhtiarkan kemajuan dengan mendirikan Muhammadiyah. Berdirinya Muhammadiyah menegaskan bahwa, usia biologis pendiri telah usai, namun usia perjuangan tetap harus selalu sinambung dan tiada putus,” kata Ahmad Syauqi Fuady selaku pemateri DAD di hari kedua bertema “Eksistensi dan Esensi Manusia”.
Muhammadiyah sebagaimana kita ketahui, berdiri dari kampung Kauman Yogyakarta. Dari sebuah kampung, ikhtiar Kiai Dahlan memajukan dan menyebarkan ajaran Islam makin meluas dan semarak. Kini, di usianya yang lebih dari satu abad, Muhammadiyah mencita-citakan kemajuan dan perubahan yang menyentuh segala aspek kehidupan di alam semesta.
“Kalau kita telisik lebih mendalam, upaya apa pun termasuk dalam menyelamatkan semesta, tidak pernah lepas dari kedudukan hakiki dari penciptaan manusia. Di antara seluruh makhluk hidup, manusia terpilih sebagai sebaik-baik makhluk dalam upaya melestarikan, dinamisasi, dan memajukan kehidupan di alam semesta ini,” ujar Pak Syauqi. “Oleh sebab itu penting bagi kita manusia untuk mengingat kembali kedudukan manusia sebagai hamba Allah Swt, khalifah, maupun makhluk dengan aneka potensi jasmani, ruh, jiwa, akal, nafsu, dan fitrahnya,” lanjutnya.
Kegiatan DAD yang diikuti 26 mahasiswa makin seru dengan banyaknya antusiasme peserta mengajukan pertanyaan kritis. Di antaranya pertanyaan tentang pandangan Islam tentang evolusi, asal mula keberadaan planet dan kehidupan di luar bumi, tentang bagaimana menyikapi filsafat agar tidak terjebak dalam kebingungan dan kesesatan, serta pertanyaan tentang bagaimana mengenali potensi dan karakter diri.
Di akhir acara pemateri berpesan bahwa menyelamatkan semesta tentu upaya besar dan tidak mudah. Namun upaya itu perlu dimulai dari masing-masing diri dengan bertanya peran sederhana apa yang bisa dilakukan oleh setiap individu. Minimal jika tidak bisa memberi solusi, jangan menjadi bagian dari masalah. “Pendidikan dan kaderisasi adalah kunci kesinambungan menyelamatkan semesta sekaligus menjadi tanda bagi hidupnya sebuah masyarakat, dari lingkup terkecil sampak terbesar. Mendidik diri sendiri, sukur-sukur bisa memberi dampak bagi sekitar,” pungkasnya.