MENARA12 – Majelis Pendidikan Dasar dan Menengah (Dikdasmen) dan Pendidikan Non Formal PCM Sugihwaras menggelar Workshop Implementasi Kurikulum Merdeka (IKM). Workshop ini berlangsung pada Sabtu 7 Oktober 2023, bertempat diruang pertemuan MIM 24 Panemon – Sugihwaras.
Hadir dalam kegiatan Wakil Ketua bidang Dikdasmen Pendidikan Non Formal PDM Bojonegoro, Ketua PCM Sugihwaras, Wakil Ketua PCM bidang Dikdasmen & Non Formal Sugihwaras, serta Majelis Dikdasmen PCM Sugihwaras. Kegiatan yang diikuti sejumlah 40 peserta yang terdiri dari guru MIM 22 Sugihwaras, dan MIM 24 Panemon.
Dalam workshop ini diawali dengan kajian Iftitah oleh Drs. Amrih selalu wakil ketua PCM yang membidanhi Majelis Dikdasmen dan PNF. Beliau menyampaikan, Pentingnya guru untuk mengikuti regulasi perkembangan pendidikan, meski ada nada minor terkait dengan IKM ini. “Prinsipnya guru harus senantiasa mengikuti perkembangan dunia pendidikan, ” Ungkapnya.
Membuka kegiatan Workshop, Drs. Fatkurrahman menyampaikan tentang keharusan Guru dan tenaga kependidikan, selain mengikuti kegiatan pendidikan yang dilakukan oleh PCM dan PDM juga wajib aktif mengikuti kegiatan persyarikatan, sebagai prasyarat loyal terhadap persyarikatan. J”uga pentingnya sinergitas antar lembaga, RA, MI, MTs, SMP, SMA di Sugihwaras demi kemajuan pendidikan disetiap jenjang,” Tambahnya.
Menyambung berikutnya Ketua Majelis Pendidikan Dasar dan Menengah Non Formal Sugihwaras, Drs.Subhan menyampaikan, bahwa kegiatan Workshop ini sebagai ikhtiar kemajuan pendidikan di PCM Sugihwaras. “Kami berterimakasih kepada semua pihak yang telah mendukung acara ini,” Tutupnya.
Dalam kesempatan yang sama, M.Yazid Mar’i wakil ketua PDM yang membidangi Majelis Dikdasmen dan PNF Bojonegoro yang berkesempatan hadir dalam kegiatan menyampaikan, Kami berharap Implementasi Kurikulum Merdeka Belajar ini bukan sekedar suplemennya saja, namun yang terpenting adalah mindset guru dan tenaga kependidikan di sekolah/ madrasah muhammadiyah harus merdeka.
Lebih lanjut Pak Yazid menegaskan, Kemerdekaan guru ditandai dengan kemampuan guru untuk mengembangkan strategi, model, metode pembelajaran yang memerdekakan anak didik. “Sehingga melahirkan anak didik yang memiliki profil pelajaran pancasila dan rahmatan lil alamin dalam perspektif kurikulum merdeka,” Tambahnya.
Pak Yazid melanjutkan hal tersebut berupa, pelajar yang beriman, bertaqwa kepada Tuhan YME dan berahlaqul karimah, mandiri, gotong-royong, berkebhinekaan global, bernalar kritis dan kreatif dan memberi rahmat bagi kehidupan. Karena proses pendidikan dan pembelajaran harus diarahkan kepada empat elemen sebagaimana dikutip oleh UNESCO, yaitu learning to know, learning to do, learning to be, dan learning life together. Atau dalam istilah John Locke dengan kemampuan kognitif, psikomotorik, dan afektif. Ia juga berharap guru-guru Muhammadiyah senantiasa mengupdate diri dengan banyak membaca dan menata ruhiah dengan menata ibadahnya, sehingga seimbang antara update jasmani dan rohani.
Mengakhiri pembinaan ia mengutip maqolah “at thoriqotu muhimmatun, walakin At thoriqotu ahammu minal mudarris, al mudarrisu muhimmatun, walakin ruhul mudarris ahammu minal mudarris”. Metode itu penting (kurikulum juga penting). “Tetapi metode lebih penting dari guru, dan ruh guru lebih penting daripada guru itu sendiri,” Demikian ia mengakhiri pembinaannya.
Setelah acara pembukaan kegiatan, acara dilanjutkan dengan Workshop dengan Narasumber oleh Bu Nurul Hidayah, S.Pd Guru Penggerak Angkatan V dari SDM 2 Bojonegoro dan juga Bapak Sutikno, S.Pd dari Majelis Dikdasmen dan PNF PCM Sugihwaras. Kegiatan ini berlangsung hingga pukul 17.00 WIB.