MENARA12 – Babat, Para peserta Darul Arqam Dasar (DAD) PK IMM Al Qossam (FAI UM Surabaya) melakukan kegiatan Analisis sosial di lingkungan Desa Patihan Kecamatan Babat Kabupaten Lamongan pada sabtu siang. Kegiatan DAD ini sendiri berlangsung selama empat hari, Kamis-Ahad tepatnya 9 -12 Maret 2023 mengusung tema “Manifestasi Ideologi Ikatan dalam Implementasi Strategis Dakwah Profetik.”
Fakhri Sajidan selaku ketua umum PK IMM Al Qossam pada DAD 2023 ini memiliki harapan, Para peserta paham betul dengan ideologi Muhammadiyah dan IMM, karena DAD adalah fase internalisasi ideologi, kemudian penguatannya adalah pasca DAD. Apabila ideologi mereka telah kuat, maka kader-kader yang terbentuk adalah kader-kader yang militan dan tidak akan goyah.
“Dan yang tak kalah penting adalah internalisasi nilai-nilai profetik, atau dalam paradigma IMM dikenal dengan Intelektual Profetik. Paradigma tersebut dapat menjadi landasan kader-kader IMM Al-Qossam dalam berdakwah nantinya.” Tambahnya.
Menjadi hal yang berbeda dari sebelum-sebelumnya, kegiatan DAD pada kali ini mengajak peserta studi lapangan di Desa Patihan, Babat untuk analisis kondisi masyarakat sekitar.
Kelas Djasman Alkindi yang mendapat topik sosial budaya dan diketuai oleh Khusnul Maarif menemukan beberapa hal di antaranya : “Berbeda organisasi yang ada di lingkungan setempat tidak menyurutkan semangat warga untuk gotong royong dan bersama-sama membangun desa lebih maju dan terdepan.” Selain itu, Arif sapaannya juga mengatakan, Seperti yang kita ketahui bahwa setiap organisasi masyarakat memiliki ciri khasnya masing-masing, sehingga tidak semua warga berpartisipasi dalam agenda yang ada. “Terdapat beragam kegiatan masyarakat seperti megengan, tahlil, dan sedekah bumi. Meskipun beragam, hal tersebut tidak menjadikan jarak dan pemisah hubungan antar warga,” Tambah Arif.
Arif juga menambahkan, “Para masyarakat di Desa Patihan sadar bahwa hal tersebut bukanlah suatu penghalang yang membuat hubungan mereka menjadi renggang. Mereka sadar bahwa setiap perbedaan yang mereka miliki adalah sebuah keistimewaan dan bukan masalah yang mampu membuat hubungan antar warga terpecah belah,”
Adapun kegiatan yang sangat ciamik untuk mempersatukan hubungan antar warga menjadi harmonis. Misalnya pada saat mendekati bulan ramadhan masyarakat secara bersama-sama bergotong royong melaksanakan agenda bersih desa yang meliputi bersih jalan, makam umum, rumah ibadah dan juga melakukan pembersihan di saluran air.
“Dengan adanya praktik analisis sosial ini, kader-kader dapat memahami bahwasanya dalam rangka mengatasi problematika kehidupan sosial masyarakat tidak hanya sekedar memberikan produk jalan keluar semata, akan tetapi ada analisis dan proses panjang tahapan yang harus dilalui,” Ucap Iqbal selaku MOT.
“Dan diharapkan para kader-kader mampu mengimplementasikan dalam kehidupan sehari-hari dan di kalangan masyarakat. Tak lain ini adalah bagian dalam rangka pengejawantahan nilai-nilai tri kompetensi dasar khususnya dalam hal humanitas,” pungkasnya. (Amn)