MENARA12 – Kemiskinan dan kebodohan yang melahirkan pengangguran di Bojonegoro Masih sangat tinggi Kok Mau Bantu Lamongan, itu keputusan yang tidak masuk akal dan tidak populer.
Bantuan hibah oleh Pemerintah Kabupaten (Pemkab) Bojonegoro ke Kabupaten Lamongan sebesar 29 miliar menuai kontroversi. Pimpinan Daerah Muhammadiyah Kabupaten Bojonegoro, melalui wakil Ketua Sholikin Jamik, menyayangkan dan keputusan yang tidak rasional itu.
“Info dari teman-teman dewan dan dokumen yang beredar kepublik memang sudah muncul pengajuan dari eksekutif berkaitan hibah yang akan diberikan kepada kabupaten Lamongan yang mendekati 30 miliar tersebut,” katanya.
Pimpinan Daerah Muhammadiyah Kabupaten Bojonegoro, melihat itu sama sekali tidak rasional, tidak ada urgensi hibah tersebut. Sholikin Jamik, menegaskan jika saat ini di Kabupaten Bojonegoro masih banyak persoalan-persoalan yang riil ditengah masyarakat baik disisi ekonomi (kemiskinan ektrim), kebodohan (banyak rakyat yang hanya lulusan SD), pengangguran, pengentasan stunting yang masih jauh dari harapan dan masih banyak yang belum tersentuh.
“Kalau kita bicara jujur argumentasi yang mendasari bantuan kepada kabupaten Lamongan itu masih belum ada. Dan meminta legislatif yang punya tugas fungsi anggaran harus menolak” ujarnya. Apalagi, lanjutnya, kemarin muncul harapan dan keinginan dari beberapa kepala desa bahwa sampai detik ini amanah Perda yang memberikan amanah ADD 12,5 persen diwujudkan oleh Pemkab.
“Oleh sebab itu uang 30 milyar itu direncanakan untuk mengurangi angka kemiskinan, Pengangguran, kebodohan bahkan kekeringan dan bantuan sosial yang berbentuk riil kepada masyarakat, penyelesaian hutang ADD dengan masyarakat desa juga pengurangan stunting. Ini hal-hal yang lebih prioritas tentunya, ” Katanya.
Masak akan terulang lagi dana hibah yang sebelumnya disalurkan ke Blora dan Sumedang, terjadi lagi di saat rakyat sendiri masih banyak yang miskin dan masih mengenyam pendidikan tingkat SD.
“Secara umum, saya pikir belum saatnya kita membantu Lamongan. Saya khawatir rakyat Bojonegoro menjadi marah karena masih banyak persoalan-persoalan rakyat Bojonegoro yang belum kita tuntaskan kok bantu Lamongan dengan angka yang 30 miliar. Jadilah pemimpin jangan jadi penguasa,” pungkasnya. (Red)