MENARA12 – Tim Inklusi Pimpinan Daerah ‘Aisyiyah Bojonegoro melaksanakan pertemuan KTW (kelompok Tani Wanita) Desa Margomulyo dan Desa Pohbogo Kecamatan Balen, Rabu (21/08/24). KTW Mentari Jaya Margomulyo bertempat di kediaman kader Desa Inklusi, sedangkan KTW Putri Makmur Pohbogo di balai desa Pohbogo, Kecamatan Balen.
KTW Desa Margomulyo dan Pohbogo berjumlahkan 25 anggota, KTW merupakan wadah bagi para perempuan dalam mendapatkan ilmu dan sarana menambah wawasan dalam pengolahan tanaman pertanian. Tim program Inklusi menghadirkan narasumber dari DKPP (Dinas Ketahanan Pangan dan Pertanian) Kabupaten Bojonegoro, dan serta hadir pula Isyak Riyanto selaku Pendamping Penyuluh Pertanian Balen dan PPL desa setempat.
Koordinator Program Inklusi Ina Afrina mengatakan, Kegiatan ini sebagai tindak lanjut sekolah tani yang diadakan bulan Juli lalu, dari desa Margomulyo diikuti 4 orang. “Pertemuan ini diharapkan dapat memberikan wawasan menyeluruh ke semua anggota,” ujarnya.
Sementara itu, Iskak Riyanto sebelum memulai praktik membuat pupuk, ia memberikan beberapa wawasan tentang pupuk. menurutnya, acara ini juga sekaligus dibuat ajang silaturahim bersama, dan sebagai tempat untuk mendapatkan ilmu. “ilmu dari Allah SWT tidak hanya agama saja, namun tentang ilmu pertanian, geografi juga sumbernya dari Allah SWT,” Katanya.
Praktik pupuk organik cair dan fungisida, pupuk organik padat di desa Margomulyo sudah pernah membuat, dengan standart idealnya membutuhkan 1 ton kotoran hewan ternak, ketika tidak membuat 1 ton bisa dengan minimal 500 kg, sehingga pada pertemuan kali ini praktik yang lebih simple dulu dengan membuat mikro organisme loka/ bioaktifator.
Jika berbicara tentang pupuk organik di dunia pertanian terdapat problem yang pertama dengan cuaca ekstrem, termasuk sekarang. cuaca kering atau sering disebut el nino sedangkan La nina musim hujau yang terus menerus. Selanjutnya el nino gorilla adalah musim kemarau yang ekstrem lagi. Sehingga dua hal tersebut menyebabkan petani gagal panen padi. Jika padi gagal panen menyebabkan ketersediaan beras berkurang, harga beras menjadi mahal dan harga bahan pokok serta makanan lainnya ikut naik.
Menurutnya, tanah subur kandungan bahan organik 5%, kondisi sekarang bahan organik di tanah Bojonegoro atau Balen, 1,5% bahkan ada yang dibawah 1%, sehingga banyak kegiatan meracik membuat pupuk organik, baik padat maupun cair, hasil praktik dapat digunakan seluruh tanaman. (Ufn)