MENARA12 – Pimpinan Daerah ‘Aisyiyah Bojonegoro melalui program inklusi melaksanakan pertemuan multi stake holder dengan bertemakan mendorong kesejahteraan lanjut usia di Kabupaten Bojonegoro, Senin (23/09/24). Pertemuan dilaksanakan di co creating room gedung Pemerintahan Kabupaten Bojonegoro lantai 2. Kegiatan ini bertujuan agar terdapat sinergi multi pihak dalam penyampaian problem dan usulan terkait kesejahteraan lansia.
Senior program Inklusi ‘Aisyiyah Dra Siti Nurhayati, menyampaikan ucapan terima kasih kepada seluruh pihak yang telah hadir untuk berpartisipasi dalam mendorong kesejahteraan lanjut usia di Bojonegoro. “Pimpinan Daerah ‘Aisyiyah Bojonegoro mendaptatkan amanah untuk launching day care lansia, sebagaimana perlu adanya sinergi bapak ibu semua dalam forum ini” ucapnya.
Ia juga berharap kepada dinas sosial dapat membantu dan memberikan penjelasan terkait isu lanjut usia dan kelompok rentan.
Sementara itu, Dr. Tri Hastuti Nur Rochimah, M.Si. Sekretaris Umum Pimpinan Pusat ‘Aisyiyah turut hadir dalam kegiatan, ia menyampaikan bahwa isu kesejahteraan sosial merupakan isu yang besar. Perpres 88 tahun 2021 tentang strategi nasional kelanjut usiaan, hampir 3 tahun sudah menjadi strategi nasional kelanjutan usiaan. Dengan Perpres tersebut dapat dipahami bahwa pemerintah pusat sudah menjadikan isu ini penting namun memang belum dapat menyeluruh ke seluruh masyarakat desa se Indonesia, oleh karena itu perlu adanya bantuan dan sinergi dari bapak ibu organisasi dan pemerintah daerah dalam mendorong kesejahteraan lanjut usia.
Selain itu juga Pemerintah pusat sedang mempersiapkan UU Kelanjut usiaan dan sudah adanya isu stranas tentang kelanjut usiaan sebagai upaya dalam memperkuat kesejahteraan lanjut usia. Di provinsi Daerah istimewa Yogyakarta memiliki presentasi lansia paling tinggi nomor satu di Indonesia sebanyak 16,8% dan provinsi Jawa Timur masuk 10 besar di angka 13,8% , Sementara di Kabupaten Bojonegoro 7,3%. Ibu Tri mengingatkan semua agar dapat membuat platform yang ramah lansia. “lansia juga memiliki potensi yang sangat luar biasa, dalam transfer knowledge, termasuk budaya, spiritualitas, antar generasi” ucapnya. Ia pun juga mencoba mengajak peserta untuk merubah cara fikir bahwa lansia memiliki potensi yang luar biasa jika dapat dikomunikasikan dan memanfaatkan ilmu yang lansia miliki.
Dilanjutkan materi dan diskusi dari Kepala Dinas Sosial Kabupaten Bojonegoro Drs. Arwan, M.Si. dan dipandu dengan Fasilitator Dra Nelly Asnifati dari Pimpinan Wilayah ‘Aisyiyah Jawa Timur.
Bapak Arwan memaparkan topik upaya peningkatan kesejahteraan lanjut usia di Bojonegoro.
“Untuk menangani lansia harus memahami kebutuhannya, kalau tanpa memahaminya akan kesulitan karena lansia berada di dimensi lain, bukan pada dimenasi pada umumnya, terkadang yang menurut kita baik ternyata bagi lansia tidak baik” ujarnya
Menurutnya komunikasi lansia dengan anak muda sekarang seringkali tidak memiliki kesinambungan. Selain komunikasi lansia dengan usia lain yang berbeda psikologisnya juga berbeda. “Problema lansia lebih problematik, lebih sulit merawat lansia daripada bayi” imbuhnya.
Begitupula terkadang ia bimbang memberikan bantuan sesuai yang akan diberikan kepada lansia, atara barang, uang dan sembako. Dalam sesi diskusi, AW. Saiful Huda dari Bojonegoro Institute memberikan masukan yang perlu diperhatikan dan difokuskan dari gedsi menjadi isu prioritas.
“Fokus yang perlu ditingkatkan ialah tentang mindset masyarakat kita bahwa lansia dan kelompok rentan perlu diperhatikan dan diberikan haknya” ujarnya. ,
Mensejahterakan lansia berarti harus dihormati dan diberikan pelajaran mulai dari bawah. Harapannya pemerintah tidak hanya berhenti untuk memberikan makan, selain itu harapnya juga dapat memberikan kesehatan. Menurutnya pr untuk mensejahterakan lansia masih banyak yang perlu dilakukan antara ruang publik harus ramah lansia.