MENARA12 – Tim Inklusi Bojonegoro menyeenggarakan kegiatan pelatihan dan pengelolaan koperasi konsumen, Senin 10/06/2024, dilaksanakan di Aula lt. 2 Gedung Dakwah Muhammadiyah Bojonegoro. Peserta yang hadir sebanyak 34 orang yang terdiri dari anggota BUEKA Inklusi dari 6 desa sasaran (Margomulyo, Pohbogo, Panjang, Kendung, Bobol, dan Klino), PCA scale out/perluasan program yang terdiri dari PCA Kanor, PCA Sukosewu, PCA Dander dan PCA Sugihwaras,
Kegiatan ini dilaksanakan dengan tujuan agar para peserta yang mengikuti dapat meningkatkan pemahaman tentang prinsip-prinsip dasar pengelolaan koperasi, memperkuat keterampilan peserta dalam mengelola keuangan, pemasaran,dan administrasi koperasi selain itu juga untuk mendukung pengembangan keterampilan kepemimpinan dan manajemen yang diperlukan untuk pengelolaan koperasi yang efektif.
Dimulai pada pukul 09.00 WIB dengan Sambutan awal dari Ibu Dra Siti Nurhayati selaku senior program Inklusi ‘Aisyiyah Bojonegoro. Ia berharap agar semua peserta yang ikut dari kelompok BUEKA Inklusi, PCA hingga PDA dapat mengikuti dengan seksama sehingga harapnya pelatihan ini akan tercipta koperasi konsumen bukan hanya koperasi simpan pinjam, dan untuk kelompok BUEKA dari 6 desa sasaran yang hadir dapat meningkatkan penjualan dan dapat membuat gerakan yang membangkitkan semangat BUEKA, “BUEKA harus hidup,” imbuhnya.
Materi pertama tentang Pendirian dan pengelolaan koperasi konsumen. Bapak Mulyadi, S.Pd,MM. beliau merupakan kepala bidang kelembagaan dan pembinaan koperasi. Materi awal dengan Pengertian koperasi secara etimologi, koperasi itu berasal dari bahasa inggris “co” dan “operation” Co memiliki arti bersama dan operation yang berarti bekerja, dengan demikian secara bahasa koperasi dapat diartikan sebagai kerja sama. “Koperasi tidak hanya tentang hutang piutang” ujarnya.
Menurutnya dari berbagai kalangan jika ditanya apa yang diketahui tentang koperasi, kebanyakan mereka menjawab tentang hutang. Oleh karena itu ia merasa ingin citra koperasi ditingkatkan dengan bersosialisasi guna memberikan pengertian bahwa koperasi bukan hanya tentang hutang piutang.
Ada 2 bentuk koperasi,yaitu koperasi primer adalah koperasi yang beranggotakan orang per orang, dan koperasi primer, koperasi yang beranggotakan koperasi sekurang-kurangnya ada 3 koperasi.. Jenis koperasi ada 5 jenis: koperasi produsen, koperasi konsumen, koperasi pemasaran, koperasi jasa, dan koperasi simpan pinjam. Koperasi yang paling populer ialah Jenis koperasi simpan pinjam, jenis koperasi tersebut tidak bisa membuat usaha lain hanya simpan pinjam, namun untuk koperasi yang lain terdapat adanya usaha dan masih bisa dibuat simpan pinjam.
Sementara itu dalam kegiatan ini juga dihadiri oleh PWA Jawa Timur Ibu Dra Nelly Asnifati dan ibu Retno Setiyowati, majelis ekonomi PWA Jatim,sebagai narasumber dan fasilitator. Setelah Bapak Mulyadi dari Dinas koperasi menyampaikan materinya, ibu Retno menjelaskan dengan singkat tentang kondisi koperasi di Jawa Timur dan apa yang dapat diupayakan dalam menjalankan dan mendirikan koperasi.
Disambung ibu Nelly yang memimpin jalannya diskusi bersama peserta sehingga menghasilkan berbagai visi misi yang disampaikan peserta dalam pendirian dan menjalankan koperasi, dengan melihat koperasi wanita ‘Aisyiyah di Bojonegoro sudah banyak, sehingga pendirian koperasi konsumen di desa tidak didirikan namun anggota dari desa dapat menjadi anggota di koperasi tingkat daerah dan dapat dijalankan secara bersama-sama. (ufn)