MENARA12 – Tim Inklusi Aisyiyah melaksanakan pertemuan Balai Sakinah ‘Aisyiyah (BSA) Desa Panjang pada Kamis (13/07/23). Kegiatan ini bertempat di Balai Desa Panjang Kecamatan Kedungadem. Kegiatan ini dihadiri oleh anggota BSA 1 dan 2 dengan tema Penyuluhan Kebun Gizi ‘Aisyiyah dan penguatan kelompok BSA.
Bapak Kesra Desa Panjang dalam sambutannya menyampaikan, kami mewakili bapak kepala desa meminta maaf karena beliau tidak dapat hadir dalam pertemuan hari ini dikarenakan adanya kegiatan di luar. Beliau juga mengucapkan terima kasih kepada tim Inklusi ‘Aisyiyah selalu menjalankan rutin program sesuai jadwal. Beliau menambahkan, Untuk seluruh peserta jangan bosan-bosan untuk mengikuti kegiatan ini. “Semoga kegiatan ini bermanfaat untuk semua serta yang hadir ini mendapatkan ilmu yang banyak,” Harapnya.
Turut hadir dalam pertemuan ini adalah Bapak Mujito selaku PPL Desa Panjang, dalam kesempatan ini beliau menyampaikan tentang penyuluhan kebun gizi, diawal penyampaiannya, Beliau mengaku bingung dikarenakan musim kemarau yang minim air. Mengenai perkebunan terdapat beberapa tanaman berbagai macam. Beliau mengusulkan jika bisa dari anggota disediakan benih yang berupa biji. Jika berminat untuk budidaya cabe di sawah, harga per batangnya 6.000. 1 kg diberi harga 30.000 beliau memberitahukan jika petani cabai lebih meraih keuntungan yang lebih banyak dari pada petani padi.
Lebih lanjut, Pak Mujito mengatakan, tujuan penawaran ini, dapat mempercayakan kesejahteraan kelompok BSA, selain hal itu, ibu-ibu ini tidak perlu beli diluar cukup dengan memetik sendiri di depan rumah. “Untuk kebutuhan pokok bisa beli diluar hanya telur, beras, sedangkan untuk lombok, tomat dan sayur yang lain kebutuhan lain dapat beli sendiri,” Tambahnya.
Sementara itu, Dra. Siti Nurhayati memberikan tanggapan, bahwa bulan Desember 2022 sudah memberikan berupa modal untuk membeli biji dan sudah di tanam oleh ibu-ibu. Dan bulan lalu dari Inklusi Aisyiyah berkolaborasi dengan DKPP Bojonegoro untuk mengajukan bibit gratis. Kepada bapak PPL bisa memberikan ilmu dan menanamkan tumbuhan,” Harapnya.
Bapak PPL mengkhawatirkan para peserta beranggapan jika bibit dari dinas rusak atau jelek, sehingga waktu permintaan bibit dan pendistribusian memiliki waktu yang pas antara menanam dan menyirami. Beliau mengenalkan Jakaba kepada para peserta.
Yang harus di persiapkan dalam penyiraman tanaman Jakaba ialah, 1. Pesutan beras, jika tidak ada bisa membawa beras saja nanti diberikan air dan diberikan gula pasir 3 sendok, lalu di diamkan sekitar 5-10 menit dan di aduk setelah lalu ditutupi kain bukan plastik. Beliau berpesan jangan dibuka kain penutupnya ditunggu sampai 2 minggu – sebulan. Nanti terjadi berupa jamur fermentasi, cairannya sudah berupa warna. Harus bertumbuh jamur, jika tidak ada jamur berarti tidak berhasil. Yang dipakai nanti cairannya, jamur nya diangkat untuk media yang lain. Jika diprakterkkan untuk memperpanjang umur tanaman, tidak mudah layu, untuk mempermudah proses pemupukan.
Untuk semua tanaman bisa termasuk juga untuk tembakau. Untuk pembenihannya bisa dicampur pupuk lain atau tanpa pupuk, namun disarankan dicampur dengan pupuk dulu baru diberikan jakaba. Untuk budi daya tanaman jika ada sisa bibit jika beli bibit apa saja dilihat juga expirednya, jika bibit sudah setahun sudah sulit untuk masa tumbuhnya. Kalau bisa dari pembelian bibirnya penanamannya jangan lama. Bisa ditumbuhkan namun nantinya memiliki perbedaan dari kesuburannya dan hasilnya.
Disarankan juga paling tidak di setiap rumah anggota terdapat lahan 1-2 meter yang tersedia dibuat penanaman sayurannya, setiap anggota memiliki tanaman yang berbeda agar dapat bergantian sayuran dan dalam mempererat silaturrahmi, komunikasi setiap anggota juga dapat terbangun lebih baik. Penggunaan Jakaba dapat menurunkan tingkat permodalan usaha.
Pak Mujito menyarankan agar para ibu ibu yang hadir agar lebih jelas dan mengetahui prakteknya secara langsung. (ufn)