MENARA12 – Majelis Tarjih dan Tarjih bersama Majelis Tabligh menggelar Halaqah Korps. Mubaligh Muhammadiyah Bojonegoro. Kegiatan ini berlangsung pada, Ahad (22/9/2024). Bertempat di Aula Ahmad Dahlan STIT Muhammadiyah Bojonegoro.
Hadir dalam Halaqah, sejumlah pimpinan; wakil ketua PDM Koordinator Majelis ekonomi dan LSBO, Wakil Ketua koordinator Lazismu dan LPCR, Wakil ketua koordinator Majlis Pustaka, Wakil ketua koordinator Majelis tabligh dan Majelis tarjih, Sekretaris, dan Bendahara. Selain itu Majelis terkait juga datang untuk berkolaborasi; Majelis Pendidikan Dasar Menengah dan PNF, Majelis Ekonomi, Majelis tarjih, dan Lembaga Dakwah khusus, serta Majelis Tabligh, LPCR, dan seluruh anggota Korp. Mubaligh Muhammadiyah Bojonegoro.
Ketua PDM Bojonegoro Drs. H. Suwito, M.Si dalam sambutan pembukaan menyampaikan, Pentingnya para mubaligh Muhammadiyah memahami isi dari Himpunan Putusan Tarjih. Mubaligh juga harus bisa berdakwah mengikuti perkembangan zaman. “Semoga kegiatan ini bermanfaat, dan menghasilkan hal-hal yang untuk persyarikatan,” ungkapnya.
Memulai Halaqah, Ketua Majlis Tarjih Luqman Hakim Lc MA yang sekaligus Narasumber menyebut perlunya kembali menumbuhkan tradisi keilmuan di kalangan Muhammadiyah yang hilang sejak kepemimpinan H. Kasnari Hadi.
Menurutnya Pimpinan Muhammadiyah, mubaligh muhammadiyah wajib mengasah keilmuannya, terutama mengenai wawasan ketarjihan serta memahami betul perihal teologi muhammadiyah. Dalam memahami keilmuan, pendekatan burhani, bayani, dan irfani tetap menjadi metodenya. Karenanya ia harus memahami kitab-kitab klasik sebagai referensi HPT yang selama ini dijadikan referensi dalam dakwahnya. Selain itu kemampuan mengasah nurani dan uptudate terhadap pemikiran pemikiran baru, hasil putusan dan fatwa tarjih menjadi keharusan.
Halaqah Tarjih adalah sebagai salah satu upaya majelus tarjih dan keinginan para pimpinan untuk mentradisikan kembali keilmuan dikalangan Muhammadiyah, terutama para pemimpin, agar tidak terjebak kepada sesuatu yang bersifat instant, atau ironi dengan semata-mata menggunakan “mbah gogle” sebagai referensi da’wah.
Halaqah Tarjih selain sebagai upaya mengasah keilmuan, juga sekaligus merumuskan materi da’wah di kalangan umat “terutama para mubaligh Muhammadiyah” agar tidak terjebak kepada muhammadiyah varian baru dengan berbagai rasa sebagai pengaruh perkembangan teknologi yang terkadang bersifat eksklusif dan jauh dari ciri washatiyah Muhammadiyah “organisasi berkemajuan.”
Menutup kegiatan wakil ketua koordinator Majelis Tarjih dan Tarjih serta Majelis Tabligh, Drs. H. Abdul Haris menyatakan, Kegiatan seperti harus menjadi tradisi kembali di Muhammadiyah, agar para pimpinan tidak mengklaim sebagai gerakan Tajdid, namun sejatinya jumud dan taqlid.
Penulis: M. Yazid Mar’i