MENARA12 – Edukasi HKSR (Hak Kesehatan Seksual dan Reproduksi Remaja) dilaksanakan oleh tim Inklusi ‘Aisyiyah Bojonegoro pada Jum’at (21/07/23), kegiatan ini bertujuan untuk meningkatkan pemahaman dan kesadaran peserta akan Hak Kesehatan Seksual dan reproduksi selain itu juga agar para peserta yang dikhususkan untuk remaja ini agar tidak menikah di usia dini.
Kegiatan ini dilakukan dua hari, hari kedua ini dilaksanakan di SMA Muhammadiyah 3 Kedungadem dan MTS Muhammadiyah 2 Kedungadem, dengan dihadiri oleh 90 siswa. Kegiatan dimulai pada pukul 08.00 WIB yang bertempat di aula MTs Muhammadiyah 2 Kedungadem.
Kegiatan ini mulai dari pembawa acara hingga dirigent dilakukan oleh seorang siswa dari Ikatan Pelajar Muhammadiyah (IPM). Memasuki sambutan pertama oleh bapak Nursamsu Dhuha, SE selaku kepala sekolah SMA Muhammadiyah 2 Kedungadem, beliau menyampaikan terima kasih karena telah melaksanakan program Inklusi di lembaga sekolah yang beliau pimpin, beliau memberikan saran kepada para siswa agar belajar dari materi yang akan disampaikan oleh ibu narasumber dr Aulia Mustika Devi, beliau mengharapkan agar pengetahuan yang akan disampaikan dapat bermanfaat untuk kedepannya.
Sambutan kedua dari kepala sekolah MTS Muhammadiyah 2 Kedungadem bapak Moch. Choirul Anam, S.Pd., M.A.P, beliau menyampaikan Program seperti ini pasti sangat bermanfaat bagi kita terutama anak anak, ini merupakan sebuah pengalaman yang jarang didapatkan sekolah. Terkait dengan hak kesehatan rseksual dan reproduksi pada remaja. Ojo kesusu saya berhaap anak sekalian bisa mengikuti dengan sebaik baiknya dan sungguh – sungguh dan dapat memebrikan manfaat bagi kita, dalam berumah tangga kedepannya. “Semoga kedepan bisa terus bersinergi, kedepan bisa kita kolaborasikan dengan sekolah, ” Tambahnya.
Sambutan selanjutannya dari senior program inklusi, ibu Dra Siti Nurhayati, beliau menyampaikan jika acara hari ini tidak dapat berlangsung tanpa kehadiran anak – anak. Harapannya yang dihadiri memang usia-usia SMP dan SMA. Hari ini belajar dengan bu dokter tentang HKSR.
Bu Nur melanjutkan bahwa program Inklusi yang sudah berjalan satu setengah tahun yang berada di Bojonegoro salah satu isunya ialah, stunting, kepemimpinan perempuan, dan salah satunya yaitu HKSR. “Mengapa memilih Kedungadem dalam melaksanakan program HKSR tersebut, dikarenakan desa sasaran Inklusi salah satunya berada di Kecamatan Kedungadem, ” Tambahnya
Memasuki sesi materi dari dr Aulia beliau mengawali dengan memberikan cerita di awal terkait sebuah kasus, terdapat anak perempuan yang baru lulus SMP, anak tersebut datang ke puskesmas anak tersebut bercerita ternyata dia hamil denga usia yang baru 15 tahun,beliau menghimbau kepada para siswa akan perasaan bapak dan ibunya, seperti sebuah kata anak anak mempunyai anak.
Dokter Aulia kemudian menghimbau agar Hati hati dikarenaka hal tersebut sudah sering terjadi. Banyak hal yang bisa dicegah dalam menjauhi hal negative tentang kehamilan diusia remaja. salah satunya menjadi siswa yang taat dalam belajar, sekolah dan mendalami ilmu agama. “Selain itu juga menjauhi pacaran, karena pacaran menjadi awal mula terjadinya kehamilan remaja, ” Ungkapnya.
Masih dengan dokter Aulia bahwa tanda remaja putra mengalami mimpi basah dan perempuan sudah menstruasi dengan kata lain dapat dikatakan sudah bisa menjadi bapak dan ibu, hal ini yang perlu diperhatikan.
Untuk laki laki jika muslim sudah melakukan sunat, “dalam sunat kenapa harus dibuang’? Tanya dr Aulia beliau menjawab karena kotorannya bisa bersembunyi di dalam situ yang dapat memberikan beberapa penyakit. “Jangan sampai anemia, sehingga kekurangan darah khususnya untuk perempuan” himbau dr Aulia.
Hal tersebut dapat digunakan untuk persiapan melahirkan atau penambahan darah saat menstruasi. Diakhir sesinya dr Aulia memberikan pesan kepada para siswa, sebagai berikut:
– Jaga hasrat seksualmu!! Caranya ngaji, belajar dll.
– Katakan tidak untuk berhubungan seks sebelum menikah!!
– Lebih baik tidak berpacaran dulu sebelum dewasa! (Ufn)