Muktamar Muhammadiyah telah dilaksanakan, permusyawaratan tertinggi di Muhammadiyah yang ke 48 itu diselenggarakan pada tanggal 23–25 Rabiulakhir 1444 H bertepatan dengan 18–20 November 2022 M di Kota Solo.
Event diselenggarakannya Muktamar dijadikan dasar penyusunan gerak langkah Muhammadiyah ke depan. Karena segala hal keputusan-keputusannya akan menjadi pijakan arah gerak tingkatan di bawahnya, mulai wilayah, daerah, sampai ranting maka keputusan-keputusan yang diambil harus benar-benar berdasarkan kajian empirik dan ilmiah.
Hasil kajian yang meneropong ke belakang terhadap hal-hal yang pernah dialami oleh persyarikatan ini dan prediksi-prediksi ke depan tingkat validitas kebenarannya harus mendekati akurat. Kajian demi kajian idealnya harus didasarkan pada riset-riset ilmiah dari berbagai perspektif keilmuan,
Ada hal yang sangat penting, dan tidak bisa dianggap enteng, kalau sebagian pihak begitu terlalu menyorot bagi pimpinan harus melek digital, Muhammadiyah harus dipimpin oleh orang-orang yang mumpuni di era hari ini. Hal yang dianggap penulis sangat penting itu adalah terkait dengan kwalitas SDM warga Muhammadiyah yang saat ini patut mendapat perhatian serius.
Kegelisahan yang saat ini penulis rasakan dan mungkin terkadang dialami penulis sendiri, padatnya acara ngurus berbagai kegiatan. Kegiatan di lembaga, kegiatan persyarikatan, juga termasuk membersamai para kader persyarikatan.
“Alhamdulillah masih membersamai para kader persyarikatan”,
ini redaksi testimoni story di group whatsapp pagi hari, berikutnya saat siang hari muncul lagi story berbunyi “Alhamdulillah sudah geser di rapat pandu”, berikutnya malam hari muncul lagi “Alhamdulillah masih bersama para kader pilihan”.
Itulah sekilas secara tidak sengaja membuka-buka story teman seperjuangan di persyarikatan yang sangat aktif di beberapa organisasi otonom. Dan mungkin ini gambaran secara umum bagi para warga persyarikatan dan para kader yang aktif di organisasi otonom.
Saking sibuknya ngurus berbagai aktifitas di persyarikatan maupun ortonya tersebut sehingga lupa atau tidak ada waktu untuk menuntut ilmu.
Realita di atas bila kita kaitkan dengan pernyataan KH Said Aqiel Siroj pada saat menjadi narasumber di acara Sarasehan Nasional Satu Abad Nadhlatul Ulama di Hotel Grand Sahid Jaya Jakarta pada hari Senin 30 Januari 2023 bahwa Pemahaman Islam Muhammadiyah keropos adalah tidak juga salah.
Pernyataan KH Said Aqiel Siroj banyak mendapat tanggapan baik yang positif maupun negatif, banyak yang sewot karena disebut sebagai seorang yang berpemahaman agama keropos. Juga pernyataan kiyai Aqil Sirodj tersebut tidak sedikit yang dijadikan sebagai autokritik, agar kiranya dijadikan evaluasi bahwa faktanya demikian, terlalu sibuk dengan aktifitas ngurus organisasi dan lupa terhadap kewajiban belajar, hilang waktu untuk mendatangi kajia-kajian keilmuan, kewajiban upgrade pengetahuan, dan kewajiban lain yang bersifat peningkatan mutu SDM.
Tulisan ini sebatas sebagai bahan evaluasi baik secara pribadi maupun secara kelembagaan “persyarikatan” agar cepat-cepat melakukan tindakan konkrit.
*)Penulis : Suprapto,Dip.KMD. (Mantan sekretaris MPK PDM Bojonegoro 2016-2022)