MENARA12 – Apa kabar, salah satu sapaan dari seseorang kepada orang lain, apa kabar mencerminkan keingin tahuan kondisi dari yang di tanya, sedangkan dalam filosofi kabar bisa jadi tidak ada kabar karena baik-baik saja, atau tiada kabar karena sedang tidak baik-baik saja, atau tidak ada kabar karena tidak ada kabar yang perlu dikabarkan, atau yang paling parah adalah sudah tidak lagi bisa berkabar.
Apa kabar kader adalah rasa keinginan untuk berempati pada kondisi kader sekarang, disaat Muhammadiyah sudah berusia 109 tahun kalender masehi, disaat amal usaha Muhammadiyah tumbuh pesat, disaat Muhammadiyah dijunjung tinggi sebagai organisasi terbesar dan terkaya di dunia, disaat Muhamamdiyah laksana orang tambun yang sulit melihat kakinya. Dan disaat pemberitaan meng”highlight” kekayaan dan kemakmuran Amal usaha Muhammadiyah, disana ada kader yang menempati ruang kosong dan sepi tanpa perhatian, dia dikalahkan oleh kata profesionalisme.
Dalam teori siklus social dari ibnu Khaldun, Muhamamdiyah sekarang mencapai tahap pergeseran siklus dari generasi penguasa ke generasi perusak. Dalam generasi penguasa dapat dilihat dari tujuan organisasi yang sudah sebagian besar tercapai, dan berorientasi pada mempertahankan kekuasaan, pemisahan horizontal yang dibuktikan dengan rivalitas antar Lembaga dan majelis serta ortom semakin tajam, ego sectoral.Kkerengangan vertical yang semakin terasa dengan munculnya protoler dan formalitas dalam kepemimpinan serta semakin jauhnya pimpinan dan umat. Namun dalam generasi ini masih ada akar tujuan awal organisasi walaupun semakin kabur dan lemah.
Sedangkan fase selanjutnya dari siklus social ibnu Khaldun adalah generasi perusak, pada generasi ini penguasa sudah tidak lagi memahami tujuan awal berdirinya organisasi, yang ada kerja keras dan professional sehinga timbul sikap pragmatis, mengejar kenyamanan dan popularitas. Dalam generasi ini timbul rasa takut kehilangan kenyamanan, takut akan kesulitan, kehilangan daya kritis dalam menganalisa batas.
Dalam surah Ali Imron 140, “Jika kamu (pada Perang Uhud) mendapat luka, maka mereka pun (pada Perang Badar) mendapat luka yang serupa. Dan masa (kejayaan dan kehancuran) itu, Kami pergilirkan di antara manusia (agar mereka mendapat pelajaran), dan agar Allah membedakan orang-orang yang beriman (dengan orang-orang kafir) dan agar sebagian kamu dijadikan-Nya (gugur sebagai) syuhada. Dan Allah tidak menyukai orang-orang zalim”. Bahwa kepemimpinan itu digulirkan, atau bergantian untuk menjamin kesinambungan. Dan runtuhnya kejayaan diakibatkan oleh pemimpin yang dzalim, pemimpin yang hanya berupaya mempertahankan kekuasaan, mengejar kenyamanan dan popularitas, takut akan kesulitan serta hilangnya daya kritis. Selain itu keruntuhan peradapan juga disebabkan sikap yang berlebihan, baik dalam hal yang baik apalagi yang buruk. Dalam pengelolaan Amal usaha Muhammadiyah baik jika dilakukan secara professional, namun harus memahami tujuan dari didirkan Amal Usaha muhamamdiyah tersebut. Kekakuan dan formalitas dalam menjalankan aturan menjadi pisau bermata dua bagi organisasi dan berpotensi mengkhinati tujuan awal organisasi.
Kembalikan pada tujuan awal dibentuknya Persyarikatan Muhammadiyah sebagai gerakan dakwah amar makruf nahi munkar adalah solusi terbaik agar tidak masuk kedalam fase generasi perusak yang berujung runtuhnya persyarikatan yang kita cintai ini. Selain itu menumbuhkan daya kritis terkadap situasi baik internal maupun ekternal perlu ditumbuhkan agar menghindari kenyamanan dan takut akan kesulitan, dan yang paling utama adalah berusaha mengenali batas.
Apa kabar kader adalah triger dalam menumbuhkan sikap kritis dan auto kritik dari kondisi saat ini, ketika semakin tinggi dan besar persyarikatan ini namun semakin jauh dari tujuan awal berdirinya persyarikatan Muhammadiyah yang kita cintai.
*) Penulis : dr. Haryono (Wakil Ketua PDM yang Membidangi MPKSDI dan Pemberdayaan Masyarakat)